Ku kira hanya wajahnya, nyatanya semua..
Di mana saja dia ini?
Kenapa baru ku temui dia di sini
Puluhan tahun berlalu dan masih dengan kesan yang sama
Malaikat mana yang kehilangan sayapnya kutanya
Tidak mungkin dia manusia
Tuhan terlalu pilih kasih menciptakan keindahannya
Si mulut ganda dengan berbagai keajaibannya ini diam
Bukan karena singa akan menerkam
Tapi sebuah kelembutan yang mendekap
Tutur kata indah yang terus mencuat
Inikah yang Tuhan pernah sebut sebagai anugerah?
Si fakir cinta bisa merasakan kasih
Si manusia paling dibenci merasa dicintai
Selalu sendiri kini ada yang menemani
Kuat ku rekatkan tanganku padanya
Mana mau aku lepaskan dia
Kecuali untuk yang terbaik dari yang terbaik
Tak akan ada yang bisa mengusik
Nyatanya ada persimpangan di dalam hati
Ternyata butuh aku atas dia
Tapi simpangan ini terlalu kompleks
Detektif mana yang mampu tunjukkan kebenarannya?
Tuhan!
Sama tapi beda
Beda tapi sama
Fakta tak mungkin terelak dunia
Melepas ikatan ini ternyata tak semudah rencana
Bukan aku tak ikhlas
Aku hanya belum siap kehilangan napas
Oksigenku akan hilang separuh, terhempas nyata tak mungkin bersama
Bahagialah, biarkan aku tetap di persimpangan ini sendiri
Menanti kehadiran napas baru
Meskipun masih ku harap itu seperti dirimu...
L
Ponorogo, 2 November 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar