Kapan aku bebas?
Aku sudah tak ingin lagi menapak duri
Terhuyung bahkan saat tak ada yang melukai
Langkah gontai saat tak lemah
Menangis terisak saat tawa meledak
Terluka parah, tidak, sekarat bahkan saat tubuh sehat tak ada cacat
Harus berapa lama lagi?
Mencari keadilan yang hidup
Tapi manusia pun tak mampu hidup
Jika meminta kepada pemberi hidup, maka seharusnya aku paham untuk apa jantungku berdegup
Tapi mata jiwaku, redup
Digerogoti.
Aku terlunta mencari cinta
Kosong.
Selalu dan akan selalu aku berlari dari nyata, aku hanya ingin melawan kekosongan
Tapi lagi, tembok itu hadangku
Aku lelah,
Aku ragu untuk laju
Jiwa ini milik siapa?
Jiwa ini ada untuk apa?
Kenapa aku tak mampu untuk menasehati?
Apa hanya dengan menerima itulah tujuan keberadaanku di bumi ini?
Aku gemetar.
Aku ketakutan di bawah cuaca cerah
Aku bersembunyi dari kebahagiaan
Sudah ku lari hingga ujung bumi
Tapi kepahitan, lagi dan lagi
Tolong,
Aku mohon,
Ampuni aku!
Lepaskan aku sekali saja!
Aku ingin bernafas seperti mereka
Kau sudah milikiku sejak angka 9 itu
Tak bosankah kau disini?
Membunuhmu adalah cita-cita muliaku
Tapi aku sendiri, bukan, aku kau buat sendiri
Lepaskan aku!
Tikus kau!
Sby, 8 Oktober 2016
_tahun kedua perjuangan_
Allah, syukurku pada anugerahMu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar