Hongju dan Hongjun sudah berjanji akan selalu bersama. Janji mereka terukir di salah satu sudut sekolah menangah atas di desa mereka. Mereka bukan kembar maupun saudara. hanya sahabat yang saling berbagi suka maupun duka.
Choi Hongju, gadis berusia 23 tahun lulusan fashion designer universitas wanita tersohor di Korea, kini sedang menikmati masa magangnya di sebuah perusahaan majalah fashion yang berbasis di Korea. Meskipun melelahkan dan penuh perploncoan, Hongju tetap menikmati pekerjaannya karena sesekali dia dapat bertemu idol kesukaannya.
Setiap hari Hongju sendirian melewati jalan kecil menuju apartemen kecilnya. Ruangan yang cukup sekedar merebahkan badan, makan, dan mandi. Tapi Hongju masih tetap bersyukur karena kini dia bisa mengirimkan sebagian gajinya untuk orang tuanya di desa.
Keesokan harinya, meskipun ini adalah hari libur Hongju tetap bersiap dengan dandanan tipis namun segar. Selama perjalanan menuju halte bus, Hongju sesekali menggumamkan nada lagu aransemennya sendiri. Hongju sangat menantikan hari ini sejak dua tahun yang lalu.
Setelah berganti bus beberapa kali, akhirnya Hongju sampai di sebuah tempat di pinggiran Korea Selatan yang berdekatan dengan Korea Utara. Di salah satu pemberhentian bus, Hongju bahkan menyempatkan diri membeli sebuket bunga.
Hongju semakin dekat dengan keramaian. Hongju juga akhirnya bertemu bibi Yongsun dan paman Hwijae. Butuh waktu sekitar 45 menit hingga akhirnya Hongju bisa meneriakkan suaranya. "JANG HONGJUN!!!!" Dua manusia itu mendekatkan tubuh mereka hingga menjadi satu, saling bertukar rindu.
"Hei, Choi Hongju! Kenapa kamu semakin pendek dan kecil?" seru Hongjun. Hongju mencebik kesal dan Hongjun membalasnya dengan mengacak rambut Hongju sambil tertawa. "Ayo makan tteokbokki! Bibi sudah ijinkan kita main." ajak Hongju. Hongjun menanggapinya dengan anggukan senang.
Sampailah mereka di sebuah kedai yang penuh dengan remaja dan anak kuliahan. Hongju sangat sibuk mengunyah sembari berpidato tentang update kehidupan kepada Hongjun. Hongjun seakan terbiasa dengan hal ini hanya menatap Hongju lucu sambil melahap makanan kenyal di depannya.
"Hongju-ya, kenapa kau masih jomblo? Kau sudah 23 tahun!Lihatlah aku! Aku saja wamil bisa punya pacar, kenapa kau tidak?" Hongju sempat terdiam sejenak berpura-pura berpikir. "Hongjun-ah, kau pikir ini saatnya berkencan? Sudah cepat selesaikan kuliahmu dan kerjalah! Pacarmu bahkan sudah semakin sukses sekarang." Hongjun sedikit tertawa tertampat kenyataan. Yah, dia menunda kuliahnya untuk wamil dulu.
Dua tahun setelah hari itu, Hongju sekali lagi bersiap dengan buket bunga di tangannya. Lagi-lagi masih bersama bibi Yongsun dan paman Hwijae. Setelah menunggu prosesi selama satu jam, Hongju melihat sosok yang amat dikenalnya sejak 10 tahun yang lalu itu. "JANG HONGJUN!!!!" de-javu. Skenario yang sama benar-benar terulang lagi. Satu-satunya yang berbeda adalah kali ini mereka berada di kedai barbeque yang terkenal di Seoul.
"Hongjun-ah, setelah ini kau mau melamar ke mana?" tanya Hongju. "Melamar pacarku." jawab Hongjun enteng. Hongju terdiam , terbelalak tak percaya. "Jangan bercanda kau! Dasar gila!" Hongjun tertawa melihat kemarahan Hongju. "Mungkin belum melamar, tapi aku ingin bertemu langsung dengannya. Ayolah, kami sudah pacaran 3 tahun, masa belum pernah ketemu langsung!" Hongju hanya membalas dengan deheman pelan kemudian menundukkan muka sambil melahap makanannya.
Sejak dialog itu mereka cukup malas untuk berbicara lagi. Mungkin karena daging yang mereka bakar terlalu lezat atau ada sesuatu yang tersembunyi di dalam hati. Hingga 30 menit kemudian mereka berpisah karena arah rumah mereka berlawanan.
"Sampai jumpa lagi Hongju-ya! Nanti akan ku traktir lagi kalau sudah dapat kerja dan bertemu pacarku." Hongju tersenyum. "Oke, aku pegang janjimu." Mereka pun berbalik arah satu sama lain. Dua puluh langkah berjalan, Hongju berhenti dan membalikkan tubuhnya. Menyaksikan Hongjun semakin menjauh.
Ada rahasia yang Hongjun belum tahu. Kekasih Hongjun adalah Hongju. Hongju memang jarang memakai make up dan sekalinya ia memoleskan make up di wajahnya, ia akan nampak sangat berbeda. Tanpa sengaja Hongjun menemukan akunnya di sebuah aplikasi dating. Saat itu Hongjun sedang libur wamil. Hongju memang tidak menggunakan nama aslinya dan memilih Lee Hana sebagai personanya.
Siapa yang sangka Hongjun benar-benar jatuh cinta pada sosok Lee Hana ini? Hongju sedikit merasa bersalah namun dia juga menikmati, karena sebenarnya dia juga menyukai Hongjun, sahabatnya. Rumit, tapi Hongju tahu ini adalah resiko yang harus dia tanggung karena tidak mau jujur akan perasaannya. Sosok Hongjun semakin menjauh dan tak lagi terlihat oleh Hongju. Mungkin Hongju harus segera jujur pada Hongjun.
Di sisi lain, Hongjun menghentikan langkahnya setelah melewati sebuah belokan. Pikirannya sedang kalut. Dia takut sudah menyakiti perasaan Hongju. Yah, sebenarnya Hongjun juga menyukai Hongju. Tapi Hongjun ragu untuk menyatakan perasaannya.
Pacar? Hanya senjata Hongjun untuk mengetes Hongju saja. Dia sengaja mencari pacar yang sulit bertemu (LDR) agar dia tidak perlu repot-repot bertemu. Pengecut memang, tapi Hongjun tak mampu berpikir jernih jika membahas Choi Hongju. Dia sudah sangat jatuh cinta padanya bahkan sejak masih berseragam yang sama.
Entahlah, siapa yang akan jujur terlebih dahulu akan perasaan mereka.
Surabaya, 26 Oktober 2023
Jung Haewon