Rabu, 26 Oktober 2022

Langit Baru

Kata angin langit punya tujuh tingkatan
Hingga manusia berebut jadi yang terdepan
Terdahulu meraih yang tertinggi
Tak mau jadi yang tertinggal
Karena yang tertinggal adalah makhluk gagal

Begitulah dunia mengajarkan
Tak jauh beda dengan duniaku
Tak ada guna jika masih jadi kedua
Tapi jadi nomor satu pun masih cacat pula
Apapun itu, kamu tetap tercela

Begitulah dunia mengajarkan
Bahwa langit baru punya hujatannya sendiri
Sempurna? Hanya milik Tuhan
Tapi kau juga harus sempurna!
Ah, makhluk plin plan

Begitulah langit baru yang kupijak
Awalnya tepuk tangan riuh menyambut raga
Tapi hunusan pedang yang menembus hati
Kalau jatuh lagi-lagi terhujat
Tapi kalau masih berdiri katanya tak tau diri

Mau langit baru mana lagi yang kutuju?
Hujatan mana yang mau kuhadapi dulu?
Kalau jatuh, siapkah aku terhunus lagi?

Hai langit baru!
Coba jangan terlalu kasar padaku!
Aku juga mau memijakmu
Tapi kenapa meletakkan kakiku di tanggamu saja aku tak mampu?

Langit baru, mampukah aku mencapaimu?

Haewon Jung
Ponorogo, 26 Okt 22

Rabu, 22 Desember 2021

Hai Kemarin!

Apa kabar?
Langkahmu masih berjalan di tanah orang kah?
Kulihat kau masih tertatih
Ataukah kau injak kerikil tengah jalan itu
Hingga pincang kau melangkah maju

Kabarku baik
Entah apa yang baik
Tapi senyumku masih terlukis di wajah
Berlapiskan emas dan perak berkilauan
Silau, mematikan

Masihkah langkahmu berjalan?
Kenapa tak pula kulihat hadirmu di sini
Ribuan kisah dongeng inginku sampaikan padamu
Dari yang nyata hingga bualan saja

Haruskah aku lama menantimu hai kemarin?
Aku mulai bosan
Aku ingin segera selesaikan
Tapi setengah jalanpun rasanya belum aku sampai
Sebenarnya masih berapa lama cerita ini?

Pantaskah kau ku nanti hai kemarin?
Sanggupkah aku berharap padamu?
Jika ku lepaskan dirimu, bisakah aku berdiri sendiri?
Atau biarkan saja aku di sini
Tersesat menantimu hai kemarin..

Haewon
Ponorogo, 22 Desember 2021

Rabu, 29 Agustus 2018

Okay (Not Okay)

dia tersenyum di sudut semu
berkata pada bumi
bahwa kaki ini berpijak
masih pada tanah bahagia
tak ragu dia bagi tawa
tak berhenti dia sebar canda
nafas sengal berhias peluh
dia bilang tak apa
awannya selalu cerah katanya
pelangi tak pernah luput dari wajahnya
hujan sudah jadi mainan
petir tak ubahnya seperti silau lampu kamera
kata orang bahagianya dia
kata orang sempurna kali hidupnya
manusia tanpa derita itu nama tengahnya
menggenggam jiwa terluka dan bangkitkannya
keahlian yang tiada duanya
merapikan puzzle hidup manusia berantakan
sudah jadi kebiasaan
iri orang lihat hebatnya
bunga sakura selalu merekah indah di hidupnya
seolah tumbuh abadi bahkan di tengah salju januari
tangannya selembut angin di sore hari
pelukannya seakan melepas jutaan duri
yang keluar dari bibir tebalnya adalah mutiara
tak sedikitpun kerikil terlempar
macam ibu yang kasih sayangnya tulus dan abadi hingga mati
sempurna kisahnya layaknya dongeng putri-putri

di tanah pijakan itu
semua orang memandahg
di atas bukit hijau
bunga-bunga dan kupu-kupu menyempurnakan
dia tak sempurna tapi tak pula cela
manik mata mereka tak mampu turun nyatanya
di bawah tanah pijakan
jurang penuh duri dan batu tajam menanti
tanahnya rapuh,
tak liat orang pada kakinya
tanpa alas di atas duri
darah mengalir deras tak ada yang lihat
masih dia bilang tak apa

dia bukan bodoh yang tak tau apa-apa
dia butuh tangan saja
genggam dia untuk jauh dari bukit derita
nyatanya itu benar-benar dongeng belaka
manusia dengar kisahnya bergidik pergi
semacam dengar kisah horor malam jumat
mereka bilang dia asal bicara
bahkan mulutnya belum sempurna menutup tengah ceritanya
baiklah, masih tak apa
dia coba langkahkan kaki pergi
sekali lagi, tanah itu rapuh
di sinilah dia sekarang
menggantung pada bunga berduri
tangan putihnya memerah berlumur darah
dia masih bilang tak apa
bahkan dia tak mau menyerah untuk pergi
jiwa raganya sudah lelah pada manusia
tak sudi dia minta genggam tangan
di tepi jurang itu dia masih bersyukur
dia bisa lihat indahnya senja dan fajar
nyaman, indah, menenangkan
tapi tangan mulai tak bisa diandalkan
kaki butuh pijakan
tak sadar dia, ada tangan lain tarik dia
ternyata manusia tak sepenuhnya bajingan
sayangnya duri tak mudah dilepas
dia masih duduk di tepi jurang itu
dengan duri dan tangan berlumur merah darah
kaki rapuhnya menggantung lemah
dia masih belum bisa pergi
tapi dia tidak sendiri
ini saja cukup katanya
dan manusia biadab masih lihat dia baik-baik saja

Surabaya, 12 April 2018

mereka kadang dianggap bermuka dua
mereka kadang dianggap tak punya pendirian
mereka juga sering dianggap tak menyenangkan
mereka hanya ingin bahagia
SAMA SEPERTI KALIAN YANG BAIK-BAIK SAJA :)

Kamis, 16 Maret 2017

Mendung Pagi

Paksa gerbang sorotan kamera terbuka
Aku terdiam
Gelap, hening, sepi
Hanya dingin menusuk nadi
Masih teringat apa semalam
Kau bilang aku tak lagi berharga
Seakan runtuh gedung jiwaku
Terbelah tanah pijakku
Semudah itu senyum hilang dari hidupku
Langit ini sama saja
Dia ejek nasib yang kini pahit
Langkahku lemah semakin payah
Seakan bahagia tak lagi terjamah
Gelap ini semakin gelap
Saat lagi ku lihat dia
Dia bahagia telah beriku luka
Sedang ku remuk lupa tertawa 
Mendung pagi tahu, gelapnya hatiku



Fiea
Surabaya, 16 Maret 2017

Minggu, 22 Januari 2017

Mendung Sore Hari

Aku tak sedang menangis saat mengeluarkan air mata
Tapi mereka kata, aku ini bikin susah saja
Aku datang mereka hadang
Tapi saat aku pergi selalu saja ditahan

Jangan lagi,
Jangan lagi aku jadi alasan kemarahanmu
Aku hanya diam menatap alam
Tapi kau kata aku mengutuk dunia

Adalah sebuah alasan aku ada
Adalah sebuah alasan kita bertemu
Bukan dosaku kau pernah tersakiti
Ini takdir kita untuk jadi begini

Temanilah mendung sore ini
Dia kesepian ditatap lawan
Mereka yang merindu
Mereka yang mengharu pilu

Gelap dia memang 
Putih bersihnya tertutup alasan
Alasan manusia untuk pancal selimut
Alasan orang untuk meratapi hidup


Fie. 
Surabaya, 22 Januari 2017

Rabu, 21 Desember 2016

Sebungkus Coklat

Ada cerita di balik tumpukkan kayu
Dia berkisah
Berceloteh tanpa henti
Kadang ada tawa dan tepukan merpati

Ada cerita di bawah atap bata
Cinta itu jangan hanya dirasa
Apa yang pergi biarkan saja
Biarkan yang baru melesak di dada

Ada cerita diantara gulungan kabel
Deruan hati yang merengsel
Bertemu gadis cantik yang supel
Diantara suara yang berjubel

Ada cerita diselipan buku
Kenangan yang lalu kian berdebu
Mungkin sudah seharusnya jadi abu
Ah, masa lalu....

Ada cerita di tengah manusia
Entah tua entah muda
Berbincang renyah meriah
Tak ingat siapa aku siapa

Kisah sebungkus coklat
Hati terpikat suara pekat
Berdebur nada dari sang pemikat
Melambungku pada kisah yang sudah tamat



Surabaya, 21 Desember 2016
Kisah Kedai Kreasi
Fie

Senin, 05 Desember 2016

Lebih Baik

Lebih baik aku tak tau
Ku rindu tawaku dulu
Ku rindu betapa gila dan ceria ku dulu
Bahkan saat jatuh terluka, aku tertawa

Lebih baik aku tak tau
Membiarkan segala luka sebagai cinta-Nya
Mempersilahkan segala derita masuk dalam cerita
Tapi kuatku masih percaya, Tuhan akan selalu ada

Lebih baik aku tak mencari tahu
Membiarkan diri terpuruk amat dalam,
sendirian.....
Semua yang harusnya ku tertawakan,
semakin menjadi luka yang lebih dalam
Aku tak tahan

Lebih baik aku tak mau tau
Ternyata semua bukan makin sembuhkanku
Tapi justru membunuhku
Sudah mati aku yang dulu

Lebih baik aku tau
Daripada semua terlambat
dan semakin terluka karenaku

Lebih baik aku terluka kini
Daripada nanti kuseret mereka semua dalam nerakaku
Dan mengumpatku tanpa ampun
atas kutukanku

Lebih baik aku tau,
Kini semakin ku yakin
Allah sangat percaya padaku,
Akulah orang pilihan-Nya

Tapi ya Allah, hamba mohon  pada Mu
Jika tak kuat aku,
Maafkan aku................



At the bottom of everything
5 Desember 2016
Fie

Thirty Two

Di bulan aku menjadi tiga dua Aku merasa memasuki dunia yang berbeda Apa ya namanya? Entahlah, apa maknanya Tahun yang penuh dengan hal tak ...